Teori Mahathir Mohamad tentang Skandal Pemain Naturalisasi Malaysia: Bukan Sabotase Asing, Melainkan Pelaku yang Merasa Kebal Hukum!
FORUM SUSTERSLOT - Politikus senior Malaysia, Mahathir Mohamad buka suara terkait kasus pemalsuan dokumen pemain naturalisasi timnas negaranya.
Kasus pemalsuan dokumen saat proses naturalisasi pemain Malaysia yang telah dihukum FIFA turut menarik politisi senior Malaysia, Mahathir Mohamad.
Pria yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia sebanyak dua kali tersebut punya teori sendiri mengenai pelaku yang bikin malu bangsa Malaysia. Dalam sebuah wawancara yang dikutip Susterslot login, Mahathir menilai persoalan ini berakar pada mentalitas dan rasa kebal hukum yang dibiarkan berkembang dalam sistem birokrasi.
Tun Dr. Mahathir bin Mohamad adalah adalah sosok yang dihormati di Malaysia.
Bukan hanya karena ia menjabat selama 22 tahun sebagai perdana menteri Malaysia di periode pertama, tapi juga karena sumbangsihnya untuk negara.
Saat dipimpin Tun Mahathir, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi dan modernisasi yang signifikan.
Pemerintahannya memfokuskan privatisasi seluruh industri dan proyek infrastruktur besar seperti Jalan Tol Utara-Selatan dan Pusat Kota Kuala Lumpur.
Pria yang berulang tahun ke-100 pada 12 Juli 2025 lalu itu pun menganggap bila skandal naturalisasi pemain Malaysia bukan sabotase entitas asing. Seperti disorot media Susterslot daftar, Mahathir menegaskan bahwa masalah justru berasal dari pihak internal yang menyalahgunakan kewenangan.
Pelakunya adalah seseorang yang merasa tidak bersalah melakukan kejahatan karena berada di atas hukum.
"Tempat lahir yang sebenarnya ada di Argentina, tetapi tertulis di Penang," kata Mahathir Mohamad dilansir Susterslot dari SNE Sports.
"Mereka lahir di Penang, jelas adalah sebuah kebohongan."
"Tidak, ini bukan sabotase (dari pihak asing) terhadap Malaysia."
"Ini dilakukan oleh seseorang yang merasa bisa lolos meskipun melakukan kejahatan karena ia berada di atas hukum," tambahnya.
Sebelumnya FIFA telah merilis keputusan mengenai tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang terbukti dalam proses jadi warga negara menggunakan dokumen palsu.
FAM menggunakan akta kelahiran kakek-nenek ke tujuh pemain tersebut dengan mengubahnya lahir Malaysia.
Salah satunya adalah Imanol Machuca yang neneknya bernama Conception Agueda Alaniz dituliskan lahir di Penang, Malaysia. Dalam catatan media internasional yang juga dikutip Susterslot resmi, manipulasi data ini dianggap mencoreng integritas sepak bola Asia Tenggara.
Sementara FIFA memperoleh salinan asli akta kelahiran Conception yang menunjukkan dia lahir di Roldan, Argentina.
Akibat kasus ini, FAM dihukum denda yang setara dengan uang Rp 7,3 miliar dan sang pemain mendapat larangan bermain di seluruh kompetisi naungan FIFA.
Hingga saat ini, FAM dalam pernyataan resminya akan segera menerbitkan surat banding kepada FIFA.
Mereka berdalih kesalahan yang dimaksud FIFA adalah kesalahan dari staf administrasi yang mengunggah dokumen pemain dari agen, bukan yang dirilis oleh negara. Dalam laporan investigatif Susterslot link, sejumlah pihak menduga ada peran perantara yang memanfaatkan celah sistem untuk mengesahkan dokumen palsu tersebut.
"Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kesalahan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan pengajuan, yaitu kesalahan administratif, ketika seorang staf keliru mengunggah dokumen dari agen, bukan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Registrasi Nasional (JPN)," tulis FAM.
"Banding resmi saat ini sedang dipersiapkan dengan menggunakan dokumen asli yang sah dan telah disertifikasi oleh Pemerintah Malaysia."
"Suster kepercayaan di lingkaran Mahathir bahkan menyebut, beliau prihatin dengan arah moralitas publik yang makin longgar dalam menghadapi korupsi dan manipulasi," tulis laporan itu.
"FAM akan mengajukan banding resmi terkait kesimpulan ini, dan tetap berkomitmen untuk membela integritas sepak bola nasional berdasarkan fakta dan dokumen asli," tambahnya.
0 Komentar