Kehilangan Ratusan Miliar untuk Tinggalkan Yamaha, Maverick Vinales Menyesal Tolak Tawaran Ducati
DIBERITAKAN DARI SUSTERSLOT - Pembalap Red Bull KTM Tech3, Maverick Vinales, masih mengalami kebuntuan untuk bisa menjadi juara dunia MotoGP.
Meski begitu, pembalap Spanyol itu masih memiliki keyakinan peluang menjadi juara dunia MotoGP tetap ada karena yakin dengan potensi KTM.
"Saya akan berhasil, meskipun saya tidak tahu kapan. Tahun ini, dalam hal kemenangan balapan, banyak hal akan bergantung pada peluang," kata Vinales dilansir BolaSpor.com dari GPOne.
"Di Qatar, saya belum siap. Namun, jika saya mendapat kesempatan lain, itu akan berbeda. Mungkin saya bisa berusaha lebih keras untuk berhasil, tetapi saya pikir waktunya akan tiba."
"Tentu saja itu tidak mudah dan Marquez seharusnya tidak sekuat itu. Motor saya harus merespons dengan baik," katanya kepada AS.
"Apa yang saya suka dari merek ini? Orang-orangnya dan koneksi yang memberi energi. RC16 sendiri memiliki potensi meskipun tidak mudah dikendarai."
"Anda harus selalu berhati-hati. Dua puluh persen lebih banyak gas dalam akselerasi tidak membuatnya lebih baik dan sepuluh persen lebih sedikit tidak cukup."
"Anda juga harus sangat tepat," ujarnya, sambil memikirkan harapan akan konsesi.
"Akan lebih sempurna jika ada lebih banyak kebebasan untuk aerodinamika dan menambah jumlah pengujian. "
"Misalnya, Yamaha dan Honda akan segera mendapat tambahan dua hari di Brno," ucap Vinales tentang manfaat regulasi.
Menurut Vinales, untuk berhasil mengalahkan Ducati, mereka membutuhkan sinergi di dalam garasi.
"Menurut saya, bersama-sama, kita dapat membuat proyek ini berhasil. Kita berada pada tahap dimana kolaborasi sangat penting. Acosta? Dia tidak pernah meminta bantuan saya."
Pembalap berusia 30 tahun itu mematangkan penalaran semacam ini selama bertahun-tahun, seiring dengan pemahaman yang lebih besar tentang para pesaingnya, seperti yang baru-baru ini ia tunjukkan dengan Morbidelli.
"Saya menetapkan aturan untuk diri saya sendiri bahwa saya harus mengatasi kemarahan saya dalam waktu dua menit. Beberapa buku telah membantu saya," aku Vinales.
Tidak seperti pembalap papan atas MotoGP lainnya, Vinales lebih suka tidak diatur oleh uang.
"Saya meninggalkan Yamaha pada 2021 ketika saya seharusnya bisa memiliki kontrak yang sah hingga 2022," ujar Vinales.'
"Saya menyerahkan 17 juta Euro (sekitar Rp 323 miliar), sponsor Monster Energy, dan hal-hal lainnya. Namun, dengan Aprilia, situasinya berbeda."
"Jika melihat ke belakang, saya akan tetap bersama Yamaha karena saya akan meraih lebih banyak hasil."
"Satu-satunya tahun di mana saya tidak memenangkan apa pun dengan warna tersebut adalah tahun 2018 karena tim mengikuti instruksi (Valentino) Rossi."
"Valentino memang baik, tetapi dia orang yang sangat pintar, dan dia ingin unggul."
Vinales juga mengungkapkan penyesalannya menolak tawaran pabrikan Ducati menjadi pembalap Borgo Panigale.
"Saya telah menerima tawaran dari tim pabrikan untuk 2019-2020 sebagai rekan Dovizioso. Saya memercayai orang-orang yang mengelola saya dan berkata tidak," ucap Vinales.
"Itu adalah kesalahan besar. Apakah saya akan memenangkan gelar? Saya tidak tahu. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan."
"Mungkin saya akan jatuh dan saya tidak bisa balapan lagi."
0 Komentar