TB Silalahi, Menteri di Balik Kebijakan 5 Hari Kerja dalam Sepekan



Sejak era pemerintahan Sukarno hingga awal 1990-an, hampir semua pegawai di instansi pemerintah maupun swasta menerapkan kebijakan enam hari kerja dalam sepekan.

Para pegawai biasanya mulai masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 14.00, atau di ABRI mereka masuk kerja setelah apel pagi pukul 06.30 dan apel pagi pukul 13.30 sebelum pulang kerja.

Saat dipercaya menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), Letjen TNI Tiopan Bernhard Silalahi atau akrab disapa TB Silalahi, mengevaluasi jam kerja tersebut.

Dengan pola tersebut, dalam perhitungan TB, total waktu kerja adalah 40 jam seminggu, sedangkan pola yang berlaku di Indonesia sebetulnya total cuma 33 jam kerja seminggu.

"Kesimpulannya kebijakan enam hari kerja nasional seminggu adalah tidak efektif," cetusnya dalam buku 'TB Silalahi Bercerita tentang Pengalamannya' karya Atmadji Sumarkidjo yang terbit pada 2008.

TB Silalahi pun kemudian menyampaikan hal ini kepada Presiden Soeharto, dan disetujui beberapa bulan kemudian. Itu pun dengan catatan dari Pak Harto, "Laksanakan dulu dengan uji coba."

Di kalangan masyarakat, rupanya tak semua setuju dengan kebijakan tersebut. Beberapa ulama dari Jawa Tengah menemui Presiden Soeharto dan menyampaikan keberatan mereka. Namun, Soeharto menukas dan mengambil tanggung jawab dengan menyatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan perintahnya. Menteri PAN TB Silalahi hanya pelaksana.

DILANSIR DARI SUSTERSLOT

Selain para ulama itu, penolakan juga muncul dari kalangan dosen Universtias Gadjah Mada (UGM). Sebagai rasa tanggung jawab TB Silalahi mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri PAN. Namun Presiden Soeharto langsung menolaknya. "Laksanakan tugasmu sebaik-baiknya, yang bertanggung jawab saya," tegasnya.

Atas saran Presiden, TB Silalahi kemudian berdialog dengan para dosen UGM untuk menjelaskan latar belakang kebijakan lima hari kerja.

TB Silalahi yang lahir di Pematang Siantar, 17 April 1938 merupakan lulusan AMN 1961. Dia pernah terlibat dalam operasi penumpasan DI/TII pada 1972, dan diutus ke Timur Tengah sebagai pasukan PBB ketika terjadi perang antara Israel dan Mesir.

TB Silalahi juga menjadi bagian dari komandan kamp Pasukan Darurat PBB untuk kawasan Timur Tengah yang bermarkas di Kairo, Mesir.

Sebelum menjadi menteri, TB Silalahi menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Energi mendampingi Ginandjar Kartasasmita. Pada Senin (13/11/2023) dia mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

SUSTERSLOT OFFICIAL BEST ONLINE GAMING NO.1 ASIA

0 Komentar

Susterslot